Jumaat, 24 Disember 2010

Ketika keinginanku diTOLAK . . .



Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
============================
KETIKA AKU BERTANYA KEPADA ALLAH

Aku bertanya kepada Allah, Mengapa aku tidak Kaya...

Allah menunjukkan seorang Pria dengan banyak Harta,
tetapi hidup kesepian, dan tidak memiliki siapapun untuk berbagi.


Aku bertanya kepada Allah, Mengapa aku tidak Cantik...

Allah menunjukkan seorang Wanita dengan Kecantikan yang melebihi lainnya,
tetapi memiliki Karakter yang buruk.


Aku bertanya kepada Allah, Mengapa IA membiarkan aku menjadi tua...

Allah menujukkan seorang anak laki-laki berusia 16 tahun sedang terbujur kaku,
meninggal karena kecelakaan mobil.


Aku bertanya kepada Allah, Mengapa aku tidak memiliki rumah besar..

Allah menunjukkan sebuah Keluarga yang beranggotakan 6 orang,
baru saja diusir dari rumah yang kecil sesak dan terpaksa tinggal di jalanan.


Aku bertanya kepada Allah, Mengapa aku harus bekerja...

Allah menunjukkan seorang Pria yang tidak bisa menemukan satu pekerjaan pun,
karena tidak memiliki kesempatan untuk belajar membaca.


Aku bertanya kepada Allah, Mengapa aku tidak menjadi orang Terkenal..

Allah menunjukkan seseorang yang memiliki banyak Sahabat,
tetapi semuanya pergi ketika orang itu tidak memiliki harta lagi.


Aku bertanya kepada Allah, mengapa aku tidak Pintar...

Allah menunjukkan seorang yang terlahir Jenius,
tetapi dipenjara karena menyalahgunakan kepintarannya untuk kejahatan.


Aku tahu sekarang betapa Besar ALLAH mengasihiku...
Dan itu sudah Cukup bagiku.

BERSYUKURLAH . . .
karena inilah yang dikehendaki Allah dalam Hidup kita

Semua manusia telah diberi kekurangan dan kelebihan masing'-masing
Namun kebahagiaan kita hanya di ukur  seberapa besar kita menyukuri nikmat-NYA

Allah Maha Tahu apa yang dibutuhkan hamba-hamba-NYA dari pada yang diminta oleh hamba-hamba-NYA

''Fabi'ayyi aalaaa'irabbikumaa tukazzibaan''
[maka nikmat Tuhanmu Yang manakah yang kamu dustakan?]


DAN KETIKA ALLAH BERKATA TIDAK

Aku meminta kepada Allah untuk mengambil kesombonganku
Allah menjawab Tidak
Bukan AKU yang mengambilnya, tapi kau yang harus menyerahkannya
 
Aku meminta kepada Allah untuk menyingkirkan penderitaanku
Allah menjawab Tidak
Itu bukan untuk KU singkirkan, tetapi agar kau mengalahkannya

Aku meminta kepada Allah untuk menyempurnakan kecacatanku
Allah menjawab Tidak
Jiwa adalah sempurna, badan hanyalah sementara

Aku meminta kepada Allah untuk menghadiahkanku kesabaran
Allah menjawab Tidak
Kesabaran adalah hasil dari kesulitan, itu tidak dihadiahkan itu harus dipelajari

Aku meminta kepada Allah untuk memberiku kebahagiaan
Allah menjawab Tidak
AKU memberimu berkat. Kebahagiaan adalah tergantung padamu

Aku meminta kepada Allah untuk menjauhkan penderitaanku
Allah menjawab Tidak 
Penderitaan menjauhkanmu dari perhatian duniawi dan membawamu mendekat pada KU

Aku meminta kepada Allah untuk menumbuhkan rohku
Allah menjawab Tidak
Kau harus menumbuhkannya sendiri, tetapi Allah akan memangkas untuk membuatmu berbuah

Aku meminta kepada Allah segala hal sehingga aku dapat menikmati hidup
Allah menjawab Tidak
Aku akan memberimu hidup, sehingga kau dapat menikmati segala hal

Aku meminta kepada Allah membantuku mengasihi orang lain, seperti Allah mengasihiku
Allah menjawab . . . akhirnya kau mengerti..!!! 



Kadang kala kita berpikir bahwa Allah tidak adil, kita telah susah payah memanjatkan doa, meminta dan berusaha pagi-siang-malam, tapi tak ada hasilnya. Kita mengharapkan diberi pekerjaan, puluhan-bahkan ratusan lamaran telah kita kirimkan tak ada jawaban sama sekali — orang lain dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan. Kita sudah bekerja keras dalam pekerjaan mengharapkan jabatan, tapi justru orang lain yang mendapatkannya – tanpa susah payah.

Kita mengharapkan diberi pasangan hidup yang baik dan sesuai, berakhir dengan penolakkan dan kegagalan, orang lain dengan mudah berganti pasangan. Kita menginginkan harta yang berkecukupan, namun kebutuhanlah yang terus meningkat.

Coba kita bayangkan diri kita seperti anak kecil yang sedang demam dan pilek, lalu kita melihat tukang es. Kita yang sedang panas badannya merasa haus dan merasa dengan minum es dapat mengobati rasa demam (maklum anak kecil). Lalu kita meminta pada orang tua kita (seperti kita berdoa memohon pada Allah) dan merengek agar dibelikan es. Orangtua kita tentu lebih tahu kalau es dapat memperparah penyakit kita. Tentu dengan segala dalih kita tidak dibelikan es. Orangtua kita tentu ingin kita sembuh dulu baru boleh minum es yang lezat itu.

Begitu pula dengan Allah, segala yang kita minta Allah tahu apa yang paling baik bagi kita. Mungkin tidak sekarang, atau tidak di dunia ini Allah mengabulkannya. Karena Allah tahu yang terbaik yang kita tidak tahu.

Kita sembuhkan dulu diri kita sendiri dari “pilek” dan “demam”…. dan terus berdoa.

HARI INI ADALAH MILIKMU JANGAN SIA-SIAKAN.
Bagi dunia kamu mungkin hanyalah seseorang, tetapi bagi seseorang kamu adalah dunianya.


Subhanallah . . . .



=====


Sebuah renungan untukku, untukmu, untuk kita semua.
Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati yang terkunci


Barakallahufiikum.semoga bermanfaat
Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh
--------------------------------  


Tiada ulasan:

Catat Ulasan