Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
============================
Terkadang kita (para akhwat) tak menyadari ketika sedang membicarakan seorang saudari, tercetuslah nada sinis, “ Jilbabnya pendek ”, “ Dia suka baca-baca tentang filsafat ”, “ Kalau ngomong sama dia itu harus dengan keras juga karena kalau lembut nanti nggak didengerin ”.
Ukhti, merinding aku mendengar kata-kata itu dari lisanmu
Seolah jilbabnya menghalangimu pandanganmu dari hatinya. Apakah kau bercermin ketika membicarakan aibnya,..??? Apakah engkau tak pikir persepsi akhwat lain yang mendengar ceritamu tentangnya,..??? Engkau tahu ukuran jilbabnya tapi pernahkah kau melihat sorot matanya ketika menggambarkan dakwah,..??? Bagaimana getaran suaranya yang begitu penuh haru. Engkau menghafal Qur’an ukhti, namun begitu fasih menggibah akhwat yang berbeda harokah denganmu, tilawahmu berjuz-juz tapi senang memperolok-olok kelemahan saudarimu. Ia memang membaca filsafat, tak sepertimu, yang senang dengan film dan artis Korea. Engkau menilai seorang akhwat sinis karena ia lebih suka mengatakan kebenaran daripada harus bermanis menjerumuskan, sedangkan engkau, lebih suka membicarakan saudarimu di belakang dengan alasan tidak bisa menyampaikannya atau bahkan kau ungkap di forum sehingga ia tak berkutik lagi menghadapimu yang memojokkannya. Engkau tak suka akhwat yang bersikap “dingin” karena menjaga diri, namun engkau,..??? Tertawa lepas di depan ikhwan. lantas, ketika ia jatuh tersungkur, dengan mudah kau berkata,
“memang sudah sunatullahnya, hanya orang-orang yang punya niat lurus yang akan bertahan di jalan ini”
Mungkin saat ini ia yang terpelanting, namun siapa menjamin kita akan tegak di jalan ini selamanya,..??? sadarkah bahwa hal-hal sederhana semacam ini yang menjadikan imej kita tak seperti yang diharapkan. pun tak perlu sampai kau berkata, “ Udahlah, nggak usah dengerin apa kata orang, kita kan nggak mungkin memaksa mereka merubah persepsi mereka ke kita. ” Memang ukhti, tdak mudah merubah persepsi orang lain terhadap kita tetapi kita lah yang perlahan merubah kebiasaan, sesuatu yang kadang luput dari pandangan kita. ana yakin ukhti, ini merupakan suatu perkara yang mudah untuk dirubah.
Sabda Rasulullah
“Katakanlah kebenaran meskipun pahit”
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam…”
( HR Bukhari Muslim )
Jalan da’wah ini memang akan Allah bersihkan dari orang-orang yang punya niat selain daripadaNya. Namun, sisi manusiaku berkata, “ punyakah kita alasan untuk menahan hati mereka jika sampai mereka terluka,..??? ” kita ini orang-orang terasing ukhti. Orang-orang yang memilih pengorbanan sebagai jalan hidup. Jangan sampai kita turut mengasingkan saudara-saudari kita hanya karena mereka tak “ serupa ” dengan kita atau pun dengan mudahnya menilai mereka padahal taaruf kita pun belum sempurna dengannya.
“ Wahai orang-orang yang beriman janganlah satu kaum memperolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang memperolok-olokkan) . ”
( QS AL-Hujuraat : 11 )
Afwan jiddan ukhti, ana tahu ini pun bukan cara yang bijak untuk mengungkapkannya. Hanya saja fenomena ini tak hanya terjadi sekali dua dan tak hanya di satu dua tempat. terkadang mata kita tertutup akan kepedulian terhadap saudari-saudari kita ketika sedang lelah-lelahnya berjuang sehingga sulit bagi kita untuk mengedepankan husnuzhon.
Semoga ilustrasi tersebut dapat dijadikan hikmah
Semoga Allah Mengampuni kita serta Melembutkan dan Menguatkan hati kita kepada saudara/i kita seaqidah hingga kita mampu mencari 1001 alasan untuk berhusnuzhon kepadanya kita sembari membantunya berdiri dengan ahsan di kala ia terjatuh.
Wallahu a’lam bish showab.
Kebenaran dan kebaikan berasal dari Allah pun kembali kepadaNya
“ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. ”
( QS An Nahl : 125 )
( QS An Nahl : 125 )
Sepenggal kisah untuk akhwat |
Kira-kira sepenggal percakapan (mungkin gak sama persis tapi Insya Allah isinya sama) ini terjadi beberapa bulan lalu..dah lupa kapan tepatnya
dimana Teman (T) dan aku (A)
T : Sekarang aku tinggalnya dengan tanteku pas depan masjid itu...
A : Bagus itu...tinggalnya depan masjid, aq tau tempatnya, disitukan biasa ada tarbiyahnya untuk ikhwan, kalo untuk akhwat aq g tau tapi pasti ada deh...ikutan saja
T : Mau sih...tapi..
A : Kenapa,..??? kan pas depan rumah...katanya mo hijrah
T : Kak...kalo akhwat-akhwat itu bergaulnya hanya sesamanya saja ya,..??? maksudku apa gak mau bergaul dengan kayak-kayak saya ini,..???
A : Yee...ditanya malah balik nanya...ya enggaklah pasti mereka gaulnya sama yang lain, kalo sama-sama yang itu trus bisa-bisa bosan dan temannya gak nambah-nambah dong...kenapa sih tiba-tiba tanya begituanm,,!!?
T : Jujur ya kak...pernah aq satu angkot ma akhwat, aq coba untuk senyum mksudnya supaya bisa kenalan...sapa tau aq bisa diajak ikut tarbiyahnya, tapi akhwatnya cuma diem aja jangankan mo nyahut balas snyumq ja gak mau..
A : Mungkin dianya lagi bingung banyak masalah...ato duitnya ilang jadi bingung mikir bagaimana bayar angkotnya he..he..he
T : Nggak kok kak...buktinya wktu ada lagi akhwat yang naik angkot itu dianya malah langsung kenalan, tanya namanyalah, dimana tarbiyahnya, nama ustadzahnya lah...aq sedih kak,,,apa gak pantas aq berteman dengan mereka,..??? apa karena aq punya masa lalu yang buruk,..??? apa karen jilbabku gak sama dengan jilbab mereka,..??? aq kan juga Muslim kak... aq dah bertobat.. aq cuma mo punya teman yang bisa membimbing aq... apa aq gak pantas buat mereka,..???
A : Eeeh kok malah su'udzon bgitu,..???mungkin cuma oknum ja (aq jugag bingung jawabnya..!!...buat yang jadi oknum afwan ya...aq bener-bener bingung apa jawabnya)
T : Kalo aq keeluar rumah trus ketemu dengan mereka yang mo ke masjid aq juga ngucapin salam...tapi kok jarang dibalas ya kak,..!!? Kak...bukannya aq mau berprasangka buruk toh aq juga sadar kok kalo aq bukan sapa-sapa dibanding merek...tapi aq betul-betul sedih kak.. apa aq memang begitu buruknya ya,..!??
A : Oooo... mgkin saja akhwatnya dah balas salammu cuma kamu ja yang gak dengar ato dijawabnya dalam hati...iya kan,..??? pokoknya jangan berprasangka buruk saja...(padahal aq juga dah mulai berprasangka buruk nih...afwan ya,..!!?)
T : Gitu ya......
A : Iman itu letaknya dalam hati...kecintaan kepada Allah itu juga letaknya dalam hati...kamu jangan berkecil hati bgitu, belum tentu iman dan kecintaanmu pada Allah lebih kecil dibanding kecintaan mereka pad-Nya...
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui isi hati manusia dan jangan pernah putus asa.. tetaplah untuk berusaha istiqamah di jalan-Nya dan anggap saja yang tadi itu adalah ujian..
Untuk saudara-saudaraku akhwat...bukannya bermaksud untuk menjadi sok tahu atau su'udzon pada ukhti tapi seandainya ternyata begitu banyak saudara-saudara Muslimah kita yang lainnya yang sebenarnya ingin bertaubat, ingin hijrah, ingin lebih tahu tentang agamanya namun malu karena seperti adanya "ke-eksklusif-an" (afwan..bila ada yang tersinggung) kita sehingga membuat mereka merasa rendah diri, terkucil dan akhirnya "mundur" karen merasa gak pantas bergaul dengan akhwat-akhwat sekalian...sungguh itu adalah hal yang sangat menyedihkan. Tolonglah rangkul saudara-saudara Muslimah kita yang lain mungkin saja hidayah Allah datang melalui ukhti.
Sekali lagi afwan bila ada yang tersinggung atau merasa hal diatas tidak benar..ini hanya sekedar meneruskan rasa, anggapan dan isi hati dari teman aq yang begitu malu dengan keadaannya dan mencoba mencari jalan menuju-Nya
Tiada ulasan:
Catat Ulasan