Khamis, 7 Oktober 2010

Kepergian yang TERINDAH....




Pada tahun 1990 ada sepasang suami-istri sebut saja namanya Pak Hasan & Bu Siti yang menikah disebuah desa kecil didaerah Tasikmalaya – Jawa Barat tepatnya diperkampungan pesantren – singaparna. Mereka berdua adalah anak yatim-piatu yang dipertemukan Allah SWT memang atas dasar cinta. Tapi ternyata ada hal yang lebih penting dari itu, yaitu keduanya memiliki kesamaan ahlak & iman yang kuat sehingga bahtera rumah tangga mereka yang berlandaskan iman & taqwanya yg kuat terhadap Allah SWT membuat mereka hidup bahagia, maka kehidupan rumah tangga mereka pun yang baru berjalan sekian tahun sudah dikarunia sepasang anak yang lucu & cerdas, rumah mewah, mobil dan harta yang cukup berlimpah dalam kurun waktu yang amat singkat, dan hebatnya hampir tidak ada goncangan yang berarti pada rumah tangga mereka.

Singkat kata mereka telah diberikan Allah SWT kebahagiaan Surga dunia, begitulah sebutan kerabat & tetangganya kepada keluarga ini. Seiring berjalannya waktu Pak Hasan yang tampan & Bu Siti istrinya yang cantik jelita, mereka selalu akur, tutur kata mereka sangat lembut kepada siapa saja, mereka juga gemar menolong sesama, intinya mereka sangat disukai lingkungan dan membuat banyak pasangan rumah tangga lainnya disekeliling mereka terhipnotis oleh kharisma pasangan ini, kendati demikian mereka tiada takabur atau sombong, dan tiada lupa bersyukur akan nikmat yang Allah berikan.

Mereka selalu menjaga silahturahmi kepada sanak family maupun tetangga dan selalu ringan tangan untuk berderma kepada fakir miskin, masjid-masjid, hingga panti-panti asuhan diseantero kota Bandung dan Jakarta, hingga kedermawanan keluarga ini pun selalu membawa berkah & nikmat dari Allah yang tiada putus-putusnya, hingga pada satu waktu ditahun 2000 Bu Siti sang istri telah meninggal dunia dan Pak Hasan pun terpukul dalam waktu yang cukup panjang, ia tak kunjung dapat melupakan Almarhumah istri tercintanya itu. Padahal sebagai pria mapan dewasa yang cukup tampan dan telah memiliki beberapa perusahaan sekaligus jabatan Top Manajemen alias Direktur disebuah Bank skala Besar dikota Bandung itu bisa saja jika ia ingin menikah lagi dengan wanita yang lebih cantik dari Almarhumah istrinya, karna terbukti pasca kematian Bu Siti istri tercintanya itu, betapa banyaknya wanita yang lebih cantik dari almarmumah istrinya yang ingin sekali menggantikan posisi istrinya yang telah wafat, dan kedua orang anak sholehnya pun yang telah beranjak dewasa dan mengerti akan jiwa rapuh ayahnya sepeninggal ibundanya, mereka selalu mendorong sang Ayah untuk segera menikah lagi agar dapat merelakan kepergian sang Bunda 8 tahun yang lalu.

Betapa tidak, mulai dari beberapa Wanita cantik dikota Bandung yang karirnya sudah mapan & selevel dengan Pak Hasan hingga mahasiswi kuliahan, selalu ingin menarik perhatian Pak Hasan dan mencoba merebut cintanya, tetapi Pak Hasan tiada tergoyahkan untuk segera menikah lagi, “ tidak ada yang bisa menggantikan almarhumah bunda dihati ayah nak…..”  Apa maslahnya..???  rupanya Ketika salah satu ustadz pengajar dipesanren Da’arul Tauhid menanyakannya, Ternyata duda tampan & kaya raya itu tidak bisa melupakan istrinya karna satu hal. begitu selalu jawab Pak Hasan kepada kedua orang anaknya,

Hal yang tidak dapat dilupakanya hingga sekarang yaitu sebelum istrinya meninggal dunia, ia datang menghampiri Pak Hasan dikamarnya yang sedang terkulai lemas karna sakit, membawa segelas air putih & obat dari dokter untuk diminum Pak Hasan pagi itu, kemudian Bu Siti minta ijin untuk melakukan shalat dhuha sendirian kepada suaminya, "Ayah….kali ini Bunda mohon ijin sholat dhuha duluan tanpa Ayah yaaa…? Karna Bunda sudah ditunggu….."  tanpa menunggu persetujuan sang suami tercinta & menyebutkan siapa yang telah menunggunya, istrinya bergegas menuju ruangan sholat dirumah mereka, sebab pagi itu kebetulan Pak Hasan sedang tidak enak badan padahal biasanya Pak Hasan selalu menjadi imam bagi istrinya dalam melakukan sholat berjamaah selama bertahun-tahun lamanya, yah benar selalu dilakukan berjamaah mulai dari sholat lima waktu, shalat sunnah hingga tiap tahun pergi haji bersama pun selalu mereka lakukan dengan berjamaah. Maka tak heran kehidupan mereka pun selalu berlimpah harta yang barokah dari Allah SWT.

Satu jam kemudian Pak Hasan memanggil istrinya berkali-kali " Bunda……Bun….Bunda…..???  " namun tiada jawaban dari ruangan sholat. Setengah curiga kemudian Pak Hasan berjalan menghampiri istrinya perlahan dengan setengah merintih karna dia belum pulih benar dari sakitnya, sesampai diruang shalat Pak Hasan tertegun menatap sambil menunggu istrinya yang tengah lama sujud tak bergeming dari posisinya. Beberapa menit kemudian ia tersadar apa yg telah terjadi pada Bu Siti, spontan ia menjerit sambil meraih tubuh istrinya "Subhanallah….Bundaaaaaa…….!!!!!!….".sesaat kemudian Hasan menagis seraya mengucap… "InnaLillahi Wa Innalillahi Rojiuuunnnn…….AllahuAkbar….Bundaaaaaa...". Pak Hasan menangis sejadi-jadinya hingga tak lama kemudian kedua putra-putrinya, supir & para pembantunya datang berhamburan melihat apa yg terjadi diruangan shalat dan setelah menyadari apa yang terjadi mereka pun ikut menagisi kepergian Bu Siti yg tengah terkulai kaku dengan tasbih yang masih digenggamnya dengan erat dan senyum manis dibibirnya. Ditengah kesedihan yang dalam saat itu, seumur hidupnya Pak Hasan benar-benar terpukau dengan kecantikan istrinya dipagi itu. Sungguh ia & kedua anaknya memeluk istrinya dengan erat seraya berbisik ditelinga Bu Siti……"Demi Allah Bunda…Ayah sangat mencintaimu Bunda…tapi rupanya cinta Allah lebih besar lagi kepadamu…..hingga akhirnya Dia menjemputmu pagi ini dengan cara seperti ini……Subhanallah….Selamat Jalan istriku……selamat bertemu dengan-Nya…..tunggu kami bertiga disana yaa sayang…….". Kedua anaknya pun menangisi kepergian Bu Siti "….Bundaaaaa……Jangan Tinggalkan kami Buuuuunnnnnn……….Ayah bangunkan bunda yah……" Sungguh benar-benar kejadian yang sangat mengharukan sekali dihari jumat pagi itu.

Dan begitulah rupanya memang shalat dhuha yang dilakukan Bu Siti dipagi itu adalah shalat dhuha untuk yang terakhir kalinya,..ya benar untuk yang terakhir kalinya…….. Bu Siti tidak bangun & beranjak lagi dari sujudnya yang terakhir karna malaikat maut telah menjemputnya dihari jumat pagi itu.

Subhanallah…sungguh kematian yang sangat indah dan khusnul khotimah. Kematian yg sangat diinginkan setiap hamba Allah yang bertaqwa, begitulah kurang lebih komentar beberapa ustadz ditempat tinggal mereka saat prosesi pemakaman berlangsung…..



Tiada ulasan:

Catat Ulasan